Pentingnya Terapkan Gaya Hidup Sehat dan Skrining Sejak Dini untuk Cegah Kanker Paru

Suara.com – Kanker paru-paru merupakan penyakit yang belum diketahui, namun sangat berbahaya karena dapat merenggut nyawa dan kematian.

Terbentuknya jaringan ganas atau tumor pada paru dapat mengganggu fungsi paru dan menyebar ke organ lain terutama otak dan tulang.

Ada banyak faktor risiko yang terkait dengan kanker paru-paru yang dapat diatasi untuk mencegahnya.

Direktur Asosiasi Kajian Onkologi Toraks Indonesia (IASTO), Prof. Dr. Elisna Syahruddin, Sp.P(K), Ph.D, mengatakan risiko tersebut antara lain polusi udara, seperti asap rokok yang dihasilkan oleh perokok. Selain itu, polusi udara yang tidak disengaja, seperti perokok pasif, atau paparan polusi tingkat tinggi di tempat kerja atau di rumah, juga dapat berperan.

Kanker paru juga memerlukan waktu yang lama untuk menunjukkan gejalanya, sehingga seringkali pasien datang ke dokter spesialis paru dalam kondisi stadium lanjut. Namun, dengan beberapa metode, kanker paru-paru dapat dideteksi sejak dini, dan tindakan dapat diambil untuk mencegah perkembangan penyakit tersebut.

Deteksi dini kanker paru-paru sangat penting, karena banyak gejala yang muncul seiring perkembangan penyakit. Gejala tersebut antara lain batuk terus-menerus, nyeri dada, dan kesulitan bernapas, yang tidak membaik dengan pengobatan. Pencegahan risiko sangat penting. Elisna dalam keterangan resmi yang diterima Suara.com, Kamis (2/11/). 2023).

Saat ini, Ketua Pokja Kanker dan Darah Kementerian Kesehatan RI dr. Theresia Sandra D. Ratih, MHA mengatakan, diharapkan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) tidak hanya membiayai pengobatan kanker paru-paru saja, namun pemerintah juga membiayai skrining penyakit tersebut.

Hal ini sesuai mekanisme pembiayaan dalam Undang-Undang Kementerian Kesehatan Nomor 3 Tahun 2023 tentang Standar Kementerian Kesehatan dalam Penyelenggaraan Proyek JKN.

Tingkat skriningnya adalah masyarakat berusia 45-71 tahun dan kriterianya adalah perokok aktif atau pasif atau yang sudah berhenti merokok kurang dari 15 tahun. Lalu ada cerita tentang kanker paru-paru di keluarga, ayah, ibu, dan saudara kandungnya. Dan dengan atau tanpa gejala pernafasan ringan.

READ  Heboh Fenomena Paru-paru Putih di China, Dokter Erlina Burhan Buka Suara

“Puskesmas melakukan diagnosis dini melalui analisis mendalam untuk mengetahui risiko penyakit dengan risiko rendah, sedang, atau tinggi,” kata dr. Sandra.

Jika jumlah pasien yang masuk Puskesmas untuk skrining kanker paru di JKN bertambah, Sandra akan melanjutkan dan dirujuk ke Pusat Kesehatan Spesialis Lanjutan (FKRTL) untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. mereka dapat menangani penyakit ringan. Tes rontgen dada CTScan.

Bagi peserta JKN yang berisiko terkena kanker payudara, ditanggung BPJS setahun sekali.

Selain itu, di awal tahun, AstraZeneca menandatangani nota kesepahaman dengan Kementerian Kesehatan untuk mendukung pelaksanaan program reformasi kesehatan pemerintah, dan sejak itu telah mendukung peluncuran dan perluasan skrining kanker payudara nasional. program dan studi. generasi muda tentang bahaya merokok dan perokok pasif melalui Program Kesehatan Remaja AstraZeneca.

Program Kesehatan Remaja AstraZeneca adalah inisiatif global yang bertujuan untuk memberdayakan generasi muda untuk membuat pilihan yang tepat mengenai kesehatan dan kesejahteraan mereka, dengan fokus pada penyakit tidak menular.

CEO AstraZeneca Indonesia Se Whan Chon mengatakan Program Kesehatan Remaja AstraZeneca di Indonesia telah mengalami kemajuan dan mencapai hasil yang luar biasa sejak tahun 2018.

Selama periode ini, program ini telah melatih 927 pendidik sebaya yang berperan penting dalam memberikan hasil langsung kepada lebih dari 59.000 remaja dan lebih dari 5.000 orang dewasa. Selain itu, dampak YHP sudah terasa di masyarakat, memberikan manfaat kepada lebih dari 525.000 pemuda dan lebih dari 595.000 anggota masyarakat.

Menurut Se Whan, hasil sebenarnya di kalangan generasi muda sangat positif. Proporsi remaja yang tidak pernah merokok meningkat 5 persen dibandingkan awal survei terakhir, dan terdapat peningkatan sebesar 16 persen di kalangan remaja yang mengatakan bahwa mereka tidak pernah merokok. pada periode pertama.

READ  2030 Indonesia Zero Dengue, Ini 5 Cara Cegah DBD di Rumah Selain 3M: Termasuk Pelihara Ikan Cere!

You May Also Like

About the Author: melia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *