Setahun ChatGPT, Makin Banyak Orang Minat Belajar Keterampilan AI Generatif

Liputan6.com, Jakarta – Platform pembelajaran online Udemy mengungkapkan banyak masyarakat Indonesia yang tertarik mempelajari keterampilan kecerdasan buatan, dalam waktu satu tahun setelah peluncuran ChatGPT.

Menurut Udemi, ketertarikan Indonesia terhadap kecerdasan buatan atau kecerdasan buatan terlihat dari semakin banyaknya pendaftaran kursus keterampilan tersebut di platformnya.

Data Udemy menunjukkan bahwa antara 30 November 2022 hingga 31 Oktober 2023, sejak ChatGPT dirilis, hampir 800 instruktur telah membuat dan memposting lebih dari 1.000 kursus ChatGPT.

Selain itu, berdasarkan siaran persnya, hingga Senin (4/12/2023), terdapat lebih dari 2,2 juta pengguna terdaftar kursus ChatGPT di Udemy, dan lebih dari 26.000 pengguna terdaftar di Indonesia.

Udemy juga mengatakan bahwa gurunya telah memberikan pelajaran ChatGPT dalam 25 bahasa berbeda, termasuk bahasa Indonesia.

Tercatat, jumlah pendaftaran kursus alat AI ini di Indonesia lebih tinggi dibandingkan jumlah pendaftaran di banyak negara lain seperti Australia dan Korea.

Seiring dengan semakin cepatnya transformasi digital di pasar Indonesia, penerapan kecerdasan buatan akan menjadi semakin penting.”

Menurut Giri, generator dapat membantu perusahaan berkembang dengan mempercepat dan menghasilkan ide-ide baru.

“Ini bukan sekadar tren yang berlalu begitu saja, namun ini merupakan alat penting untuk menavigasi pasar Indonesia dan memastikan bisnis terus berkembang,” tambah Gree.

Laporan Global Learning and Skills Trends 2024 terbaru dari Udemy memperkirakan bahwa pada tahun 2030, AI akan mencakup 30% pekerjaan saat ini.

Hal ini akan memberikan kontribusi sekitar $15 triliun terhadap perekonomian global.

Tahun lalu, Udemy mengalami peningkatan sebesar 60% dalam pelatihan terkait AI, dan peningkatan permintaan kursus ChatGPT sebesar 526% pada kuartal pertama tahun 2023.

Hal ini menunjukkan bahwa organisasi memprioritaskan memaksimalkan hasil bisnis.

READ  Survei: AI Generatif Akan Bantu Industri dengan Kemampuan Pemecahan Masalah

Sementara itu, hasil Udemy juga mengungkap 10 industri teratas tempat perusahaan memberdayakan karyawannya dengan teknologi AI.

10 industri tersebut adalah: jasa profesional, jasa konsultasi, teknologi, manufaktur, ritel, keuangan, hiburan dan media, pendidikan, pemerintahan, dan ilmu hayati.

Sedangkan kursus AI yang paling populer adalah Midjourney, The Art of AI, Python, dan ChatGPT.

Laporan Udemy Global Workplace Learning Index Musim 2 juga menyoroti perluasan pembelajaran AI ke bidang fungsional lainnya seperti pemasaran, SDM, penjualan, dan manajemen proyek.

“Organisasi di seluruh dunia mengadopsi generator secara bertanggung jawab dan bertanggung jawab,” kata Greg Brown, presiden dan CEO Udemy.

Menurutnya, hal ini akan mendorong perubahan di dunia kerja dan mengembangkan budaya yang mendorong ketangkasan, ketahanan, dan daya saing. “Solusi terbaru yang didukung oleh AI memiliki potensi yang tidak terbatas,” kata Gregg.

Terpisah, Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Nezar Patria mengatakan pekerja Indonesia mulai menggunakan kecerdasan buatan (AI).

Hal tersebut dijelaskan Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika pada konferensi pers Kebijakan Teknologi AI Indonesia di Hotel Grand Hyatt Jakarta Pusat pada Senin (27/11/2023).

Nezar mengatakan, dalam data yang diterimanya, 22,1% pekerja di seluruh sektor di Indonesia menyatakan akan menggunakan AI untuk menunjang pekerjaannya sehari-hari.

“Penggunaan AI di Indonesia sangat intensif dan AI telah membantu sekitar 22,1 persen pekerja di Indonesia di berbagai sektor seperti informasi dan komunikasi, jasa keuangan dan asuransi, pemerintahan dan pertahanan,” kata Nezar.

Nezar dalam siaran persnya mengutip data Statista dan Kearney & CSET yang menyebutkan bahwa penggunaan kecerdasan buatan di Indonesia dapat menyumbang $366 miliar pada pertumbuhan ekonomi pada tahun 2030.

Menurut Cominfo, jumlah tersebut setara dengan 40% PDB seluruh kawasan ASEAN, yang akan ditingkatkan dengan penggunaan kecerdasan buatan.

READ  Hilang Selama 80 Tahun, Pesawat Tempur PD II Ditemukan, Bagaimana Kondisinya?

“Menurut data kami, pasar AI global akan mencapai $142,3 miliar pada tahun 2023,” kata Nezar.

Ia mengatakan: “Di tingkat ASEAN, kontribusi ASEAN terhadap PDB diperkirakan mencapai satu triliun dolar pada tahun 2030. Jadi besar sekali, dan di Indonesia sendiri kontribusinya 40% dari ASEAN yaitu 366 miliar dolar. Sepakat.

Meski begitu, Nezar mencatat banyak tantangan yang akan muncul dari kehadiran AI. Sebagai contoh, ia berpendapat bahwa algoritma AI berpotensi menimbulkan bias, ilusi, dan diskriminasi.

Selain itu, dari sudut pandang sektor informasi, terdapat risiko disinformasi karena teknologi dapat menimbulkan misinformasi dan disinformasi yang dapat menimbulkan prasangka, ilusi, dan diskriminasi.

Menurut Nezar, Lingkaran Eksploitasi AI yang akan diluncurkan Cominfo merupakan upaya kementerian dalam mengelola AI nasional secara lebih luas.

“(Surat edaran AI) ini lebih seperti panduan etika dalam penggunaan kecerdasan buatan,” kata deputi tersebut. Jadi ini seperti soft regulasi, semacam acuan normatif bagi pelaku komersial, terutama yang mengembangkan, mendesain, dan mengembangkan AI.” Menteri Komunikasi dan Informatika.

Mereka berharap dapat memicu respons publik dengan melibatkan para pemangku kepentingan dalam perdebatan tata kelola AI.

Nezar juga mengatakan berbagai masukan yang diterima melalui diskusi akan menjadi bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan selanjutnya.

Wamenkominfo menyampaikan, ke depan perlu mulai memikirkan regulasi yang mengikat secara hukum dan ditujukan untuk melindungi pengguna dan masyarakat luas, dengan mempertimbangkan keamanan.

You May Also Like

About the Author: admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *