Pengguna Vape Mayoritas Anak-Remaja, WHO Serukan Semua Negara untuk Larang Peredarannya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta seluruh negara di dunia melarang penggunaan rokok elektronik (vape) segala rasa dan memperlakukannya setara dengan rokok tembakau. Hal ini penting untuk melindungi anak-anak dan remaja dari bahaya vaping.

Organisasi Kesehatan Dunia mengamati bahwa pemasaran vape melalui media sosial dan influencer menyasar anak-anak dan remaja. Produsen pun menyediakan 16 ribu pilihan rasa sebagai daya tariknya.

Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan tindakan mendesak diperlukan untuk mengendalikan vaping di kalangan anak-anak dan remaja serta dampak negatifnya terhadap non-perokok. Apalagi saat ini banyak produk vape yang dipasarkan dengan karakter kartun dan menarik bagi generasi muda.

“Terdapat peningkatan penggunaan rokok elektrik yang mengkhawatirkan di kalangan anak-anak dan remaja di banyak negara, bahkan lebih tinggi dibandingkan penggunaan di kalangan orang dewasa,” Direktur Promosi Kesehatan WHO dikutip pada 14 Desember 2023 dari situs resmi WHO. .

Vaping sebagai produk konsumen belum terbukti efektif menghentikan penggunaan tembakau di tingkat populasi. Di sisi lain, muncul bukti-bukti yang mengkhawatirkan mengenai dampak buruknya terhadap kesehatan masyarakat.

Vape diperbolehkan di pasar terbuka dan dipasarkan secara agresif kepada generasi muda. Faktanya, hanya 34 negara yang melarang penjualan vape, 88 negara tidak memiliki usia minimum untuk membeli vape, dan 74 negara tidak memiliki batasan terhadap produk berbahaya tersebut.

Tingkat penggunaan vape di kalangan anak-anak berusia 13 hingga 15 tahun lebih tinggi dibandingkan orang dewasa di seluruh wilayah WHO. Di Kanada, tingkat penggunaan vaping di kalangan anak berusia 16 hingga 19 tahun meningkat dua kali lipat antara tahun 2017-2022. Sementara itu, jumlah pengguna vape di Inggris meningkat tiga kali lipat dalam tiga tahun terakhir.

READ  Dari Mana Asal Mula Klaim Vape Lebih Aman daripada Rokok?

Paparan singkat terhadap konten vaping di media sosial dikaitkan dengan niat yang lebih besar untuk menggunakan produk dan mengarah pada sikap yang lebih positif terhadap vaping. Penelitian menunjukkan bahwa remaja yang berhutang mempunyai kemungkinan tiga kali lebih besar untuk merokok di kemudian hari.

You May Also Like

About the Author: melia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *