BRIN: Status Gizi Anak di Bawah 5 Tahun Indikator Kesehatan Penting

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan status gizi anak di bawah 5 tahun berperan penting sebagai indikator kritis kesehatan.

“Status gizi anak balita merupakan indikator kesehatan yang penting karena anak kecil merupakan kelompok rentan terhadap permasalahan gizi dan penyakit,” kata Wahyu Pudji Nugraheni, Kepala Pusat Penelitian Gizi dan Kesehatan Masyarakat BRIN.

Menurutnya, permasalahan gizi buruk secara global masih mendapat banyak perhatian, terutama di beberapa negara berkembang, termasuk Indonesia.

Masa bayi merupakan tahap perkembangan yang rentan terhadap masalah gizi dan penyakit, ujarnya. Oleh karena itu, pemantauan status gizi kelompok usia ini sangat penting untuk menjaga kesehatan dan pertumbuhan tetap optimal.

“Kurangnya berat badan dan berat badan kurang menandakan gizi buruk yang akut, sedangkan stunting merupakan kondisi gagal tumbuh dan berkembang pada anak balita akibat gizi buruk kronis sehingga membuat anak sangat pendek dibandingkan usianya,” jelas Pudji.

Ia menjelaskan bahaya malnutrisi jangka pendek. Hal ini mencakup peningkatan angka kesakitan dan kematian, gangguan perkembangan kognitif motorik, dan peningkatan beban ekonomi untuk biaya perawatan atau pengobatan anak yang sakit.

Berdasarkan laporan Studi Status Gizi Anak Indonesia tahun 2019, prevalensi stunting sebesar 27,7 persen pada tahun 2022, turun menjadi 21,6 persen pada tahun 2022, ujarnya. Kita memerlukan banyak upaya untuk mencapai target 14 persen pada tahun 2024,” kata Pudge.

Menurutnya, pentingnya memperhatikan status gizi anak balita juga berkaitan dengan dampak jangka panjangnya. Nutrisi yang cukup pada masa-masa tersebut dapat memberikan landasan yang kuat bagi perkembangan fisik dan mental yang optimal.

Selain itu, identifikasi, pencegahan dan intervensi dini terhadap masalah gizi anak kecil dan kerentanan terhadap penyakit adalah kunci untuk melindungi anak dari stunting. Stunting merupakan suatu kondisi gagal tumbuh pada bayi akibat kurang gizi kronis. Kondisi defisiensi mikronutrien juga berkontribusi terhadap pertumbuhan. Kondisi defisiensi mikronutrien juga berkontribusi terhadap pertumbuhan. Kekurangan mikronutrien seperti vitamin A, zat besi, folat, dan zinc juga berkontribusi terhadap pertumbuhannya, anak kecil,” kata Pudji.

READ  Apakah Mati Batang Otak Bisa Sembuh? Ini yang Dialami Bocah Bekasi Usai Operasi Amandel

You May Also Like

About the Author: melia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *