Pengguna Kendaraan Ingin Berpartisipasi dalam Penurunan Kadar Karbon Dioksida? Gunakan BBM RON Tinggi

Suara.com – Pemerintah Republik Indonesia terus mengimbau masyarakat untuk bergerak menuju Net Zero Emissions atau NZE 2060.

Banyak langkah telah diambil untuk mengurangi jumlah karbon dioksida atau CO2 di udara. Termasuk sektor otomotif yang disebut-sebut menjadi salah satu penyumbang emisi terbesar, selain industri secara keseluruhan.

Kantor berita Antara mengutip Tri Yuswidjajanto Zaenuri, pakar mesin pembakaran internal dan konversi energi di Institut Teknologi Bandung (ITB) mengatakan minyak pemanas dengan oktan rendah juga baik bagi lingkungan.

Tak kalah pentingnya, bahan bakar beroktan rendah juga berpotensi berdampak negatif terhadap performa kendaraan. Hal ini termasuk menimbulkan bunyi klik atau retakan yang antara lain berisi bunyi detak. Dasbor BMW sebagai contoh mobil bertenaga AI (Bimmerpost)

“Jika pengemudi menggunakan bahan bakar RON tinggi, maka kondisi ledakan yang dapat berdampak buruk pada mesin tidak akan terjadi. Dan yang tak kalah pentingnya, bahan bakar RON tinggi akan lebih ramah lingkungan. Sistem Pertamax, misalnya, akan mengurangi pelepasan karbon. monoksida dan karbon dioksida ke udara yang dapat menimbulkan efek gas,” ujarnya.

Bahan bakar dengan kandungan RON yang tinggi akan menghasilkan pembakaran yang lebih banyak sehingga emisinya lebih sedikit. Jadi mobil yang lebih tua atau tua harus direset dan disesuaikan agar menggunakan bahan bakar RON yang lebih tinggi.

Karena pembakaran sempurna menghasilkan CO2 dan H2O atau air. Jadi kalau mau CO2 turun harus pakai RON tinggi, kata Tri Yuswidjajanto Zaenuri.

Ia juga mencontohkan pentingnya bahan bakar RON tinggi untuk kendaraan dengan kecerdasan buatan (AI).

Ditambahkannya, “Selain ramah lingkungan, bahan bakar beroktan tinggi seperti seri Pertamax dapat menjaga mesin dan mencegah kerusakan. Termasuk pada mobil berteknologi AI bahkan mobil murah (LCGC),” ujarnya.

READ  Daihatsu Chiba: Rahasia Sukses Outlet Mobil Nomor 1 Jepang Selama 27 Tahun

Tri Yuswidjajanto Zaenuri menjelaskan, mobil dengan teknologi AI memiliki kemampuan untuk mengatur konsumsi bahan bakar, tidak hanya mode berkendara atau mengikuti mode berkendara yakni sport, smooth atau menantang. Ketika pengguna mengganti bahan bakar dengan kadar oktan berbeda, mobil ini melakukan penyesuaian melalui pengaturan waktu pengapian secara otomatis.

“Namun kendaraan AI tetap memiliki toleransi atau jangkauan operasi yang terbatas. Semuanya memiliki jangkauan operasi. Misalnya kendaraan AI diatur menggunakan bahan bakar antara RON 92-95,” jelasnya rinci.

Jika kendaraan ini diberi bahan bakar dengan RON di bawah syarat maka akan terjadi ledakan.

“Dan kalau dipaksakan terus, bisa patah pistonnya, bikin bolong. Karena banyak meledak,” tuturnya.

“Mirip dengan LCGC. Pabrikan menganjurkan agar kendaraan LCGC mengonsumsi bahan bakar sama dengan seri Pertamax. Berkat bahan bakar beroktan tinggi, konsumsi bahan bakar bisa lebih irit. Jika menggunakan bahan bakar RON rendah, jarak tempuh bahan bakar tidak akan mencapai 20 km per liter jadi tidak ada asap.hijau,” kata Tri Yuswidjajanto Zaenuri.

You May Also Like

About the Author: admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *