Mobil Terendam Air, Waspadai Water Hammer

JAKARTA – Hujan dengan intensitas tinggi kerap menimbulkan banjir. Kondisi tersebut juga menimpa pengendara ketika menghadapi genangan air yang mengancam akan menimbulkan water hammer.

Water hammer dikenal sebagai suatu kondisi yang terjadi karena air tersedot ke dalam ruang bakar mesin dan tidak dapat dikompresi bersama bahan bakar. Kondisi ini menyebabkan mesin mati secara otomatis dan tidak dapat dihidupkan.

Dalam beberapa kasus, water hammer dapat menyebabkan kerusakan yang fatal seperti piston patah, ring piston retak, dan blok mesin retak akibat tingginya tekanan air saat mesin hidup.

“Jika mobil terendam banjir, jangan dihidupkan terlebih dahulu karena dapat menyebabkan kerusakan yang fatal. “Tindakan segera dilakukan ke bengkel untuk memeriksa kerusakan akibat water hammer tersebut,” kata pengelola bengkel N Drive Ponty Mechanic, Senin (25/12/2023).

Jika air sudah melebihi kap mobil atau menutupi seluruh ban, pemilik mobil sebaiknya tidak menghidupkan mesin. Risiko terjadinya water hammer terjadi karena air tersedot ke ruang bakar melalui filter udara.

Jika hal ini terjadi, pemilik mobil disarankan untuk tidak menghidupkan mesin untuk menghindari kerusakan lebih lanjut. Beberapa bagian mesin yang biasanya diganti adalah bantalan batang penghubung atau track metal. Bagian ini berperan sebagai bantalan piston saat bergerak menuju poros engkol.

Jika part ini perlu diganti, piston akan diganti secara otomatis. Piston yang bengkok, bocor atau bahkan hancur sudah tidak bisa digunakan lagi dan harus diganti. “Piston atau batang pistonnya bengkok, dan yang lebih parah lagi, blok mesinnya patah,” kata Ponti.

Dalam beberapa kasus, ketika mesin mobil menerima air dalam waktu lama, blok mesin pun ikut rusak. Oleh karena itu, perbaikan hanya dapat dilakukan dengan menggantinya.

READ  Tilang ETLE Berlaku, Lemkapi Sebut Perintah Kapolri Kedepankan Pembinaan dan Penyuluhan adalah yang Terbaik

Hampir sebagian besar bagian mesin yang masuk ke ruang bakar perlu diganti dan biayanya cukup mahal. Selain itu, pengerjaannya memakan waktu yang cukup lama karena mesin harus dikeluarkan dari mobil untuk memudahkan perbaikan.

“Biayanya berkisar antara 5 jutaan AMD hingga 30 jutaan AMD tergantung kerusakan dan jenis mobilnya. Pengerjaannya bisa memakan waktu kurang lebih 1-2 minggu tergantung seberapa parah kerusakannya,” kata Ponti.

Oleh karena itu, saat musim hujan tiba, pengendara diimbau sebisa mungkin menghindari genangan air yang tinggi dan tidak menghidupkan mesin setelah terendam air berlumpur. Pastikan air tidak masuk ke ruang mesin dengan menguras oli setelah kendaraan terendam banjir.

You May Also Like

About the Author: melia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *