Mengapa Marak Kasus Anak Nekat Bunuh Diri, Psikolog Ungkap Penyebab dan Pencegahannya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Upaya bunuh diri kembali dilaporkan di Indonesia. Kali ini kejadiannya terjadi dari Bandung. Seorang siswa SMAN 3 Bandung berani melompat dari lantai tiga gedung sekolahnya pada Selasa pagi (28/11/2023).

Siswa tersebut masih aman. Itu karena dia terjatuh ke dalam kolam ikan yang tidak berfungsi, namun mengalami patah tulang. Korban kemudian dilarikan ke RS Sarningsih dan akhirnya dilarikan ke RSHS Bandung.

Kasus percobaan bunuh diri tidak hanya terjadi di Bandung, namun banyak juga kasus serupa di kota lain. Apa sebenarnya yang mendorong anak melakukan percobaan bunuh diri?

Psikolog keluarga praktisi Nuzulia Rahma Tristinarum mengatakan ada beberapa hal yang bisa menyebabkan fenomena tersebut, antara lain:

1. Pola asuh orang tua yang membentuk anak masa kini

Pola asuh yang membentuk anak masa kini sering kali adalah pola asuh tanpa ayah dan tanpa ibu. Ayah dan ibu hadir namun tak pernah hadir sepenuhnya, tidak ada keterikatan yang kuat dan tidak ada penanaman prinsip hidup.

“Anak-anak juga kehilangan teladan,” kata perempuan yang akrab disapa Lia itu kepada Republika.co.id baru-baru ini.

2. Pengaruh jejaring sosial

Banyaknya informasi yang tersedia di dunia maya membuat anak kesulitan dalam menyaring konten. Terlalu banyak terpapar media sosial dapat membuat anak mengikuti apa yang sering dilihat dan didengarnya. Apa yang buruk bisa dianggap biasa saja. Misalnya: intimidasi, menyakiti diri sendiri, dan bunuh diri.

3. Tuntutan berlebihan dari berbagai pihak, baik internal maupun eksternal

Tuntutan yang berlebihan pada anak, disertai dengan keterikatan yang kuat dan tidak mengisi jiwa anak dengan kasih sayang, kasih sayang dan komunikasi yang baik, akan membuat anak merasa “kosong”, merasa “kosong”. Akibatnya anak mudah terpengaruh dan mudah mendapat masalah.

READ  Pilih Liburan ke Pantai atau Gunung? Jawabannya Bisa Ungkap Kepribadian Seseorang

“Permintaan ini bisa dari orang tua, sekolah, rekan kerja, dan bisa juga dari dalam diri,” kata Leah.

Agar anak-anak tidak bunuh diri

Leah mengatakan, membesarkan anak agar kuat mental meliputi:

1. Menabur nilai-nilai spiritual. Bukan sekadar ritual keagamaan, namun makna dari apa yang dilakukannya.

2. Penuhi hati mereka dengan cinta dan kasih sayang. Jangan menukar cinta dan kasih sayang dengan hal-hal materi dan kenyamanan, tetapi ciptakan hubungan yang hangat dalam keluarga.

3. Lebih sering bersama anak Anda. Dengarkan baik-baik cerita mereka. Hindari mengeluh dan berkomentar terlalu banyak tentang kehidupan anak Anda.

4. Hargai anak, hargai kemampuannya, hargai usahanya, hormati sekecil apapun mereka.

You May Also Like

About the Author: Dea

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *