TOKYO – Mazda punya alasan kuat untuk tidak menganggap serius penjualan mobil listrik. CEO Mazda, Masahiro Moro mengaku sangat senang bisa menjadi pengikut bisnis mobil listrik.
Masahiro Moro mengatakan permasalahan utama mobil listrik saat ini adalah permintaan yang tidak menentu. Padahal, menurutnya, permintaan terhadap mobil listrik murni tidaklah tinggi.
“Jadi kami memulainya agak terlambat dalam hal produksi. Bukan soal waktu, tapi pengembangan produk. Makanya saya menyebut Mazda sebagai follower, ujarnya kepada Automotive News, Kamis (14/12/2023).
Hingga saat ini Mazda belum begitu rajin memproduksi mobil listrik seperti perusahaan mobil lainnya. Laman Drive juga menyebutkan bahwa Mazda hanya membuat satu mobil listrik, yakni Mazda MX-30 Mild Hybrid.
Sejauh ini Mazda belum memproduksi mobil listrik murni. Bahkan produsen mobil lain di dunia pun ramai memproduksi mobil listrik.
Masahiro Moro sebenarnya punya pendapat berbeda soal posisi ini. Katanya, sebenarnya pasar mobil listrik akan mengalami penurunan mulai tahun ini hingga 2030.
“Semua orang harus mengatasi kesulitan ini. Konsumen mencari solusi alternatif selain mobil listrik murni,” jelas Bapak Masahiro Moro.
Meski puas menjadi pengikut, Masahiro Moro mengatakan Mazda masih berencana meluncurkan tujuh atau delapan mobil listrik sebelum akhir dekade ini. Seluruh mobil listrik masa depan Mazda akan dikembangkan oleh divisi khusus bernama e-Mazda.
Mazda menjalin kemitraan eksklusif dengan Toyota untuk memproduksi mobil listrik. Mobil listrik tersebut akan menggunakan sistem software elektronik dan otomotif yang dikembangkan oleh Toyota.
Melalui kemitraan ini, Mazda berharap dapat menghemat 80 persen biaya penelitian dan pengembangan. Dari total nilai investasi jika mereka mengembangkan sistemnya sendiri.
