Benarkah Buah tanpa Biji Berbahaya untuk Kesehatan? Cek Dulu Faktanya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Buah tanpa biji lebih enak dan mudah dimakan. Namun belakangan beredar kabar bahwa buah tanpa biji mungkin menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan jika dikonsumsi. Dan kebenaran?

Ada beberapa pilihan buah tanpa biji yang beredar di pasaran saat ini. Beberapa di antaranya adalah jeruk, semangka, dan anggur.

Buah tanpa biji dihasilkan melalui proses yang disebut parthenocarpy, yang berarti “buah perawan” atau buah murni. Partenokarpi adalah proses menghasilkan buah tanpa pembuahan.

Proses partenokarpi tidak selalu terjadi secara buatan oleh manusia. Terkadang proses partenokarpi ini terjadi secara alami pada buah-buahan akibat mutasi.

Ketika diinduksi secara buatan oleh manusia, proses partenokarpi biasanya melibatkan proses penyerbukan buatan. Penyerbukan buatan ini biasanya dilakukan dengan serbuk sari yang dimodifikasi atau mati atau bahan kimia sintetis.

Manfaat buah tanpa biji

Proses parthenocarpy buatan dapat sangat berguna apabila keadaan lingkungan tidak mendukung proses penyerbukan. Misalnya saat cuaca sangat dingin mencapai 0 derajat Celcius. Beberapa jenis pohon juga cenderung sulit melakukan penyerbukan saat cuaca panas, seperti tanaman labu dan tomat.

Buah tanpa biji juga memiliki tekstur yang lebih baik dan umur simpan lebih lama dibandingkan buah berbiji. Klaim ini didukung oleh penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Hutrients. Penelitian menemukan bahwa semangka dan terong tanpa biji memiliki tekstur lebih baik dan umur simpan lebih lama.

Beberapa buah-buahan, seperti apel dan aprikot, juga mengandung racun seperti sianida di dalam bijinya, meskipun dalam konsentrasi yang sangat rendah. Jika tidak sengaja dikonsumsi dalam jumlah banyak, biji-bijian tersebut bisa menimbulkan efek negatif. Dalam hal ini, kehadiran buah tanpa biji bisa menjadi alternatif yang lebih baik.

READ  Penelitian Temukan Tanda Biologis di Bulan Saturnus   

Potensi efek samping dari buah tanpa biji

Buah-buahan yang dihasilkan melalui proses parthenocarpy terkadang berbentuk aneh, berukuran lebih kecil, dan warnanya lebih kusam, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Plant Physiology.

Lebih lanjut, proses partenokarpi dapat menyebabkan perubahan tekstur pada beberapa tumbuhan. Misalnya saja mentimun yang dihasilkan secara partenokarpi cenderung memiliki tekstur yang lebih lembut.

Di sisi lain, beberapa pemerhati lingkungan menyatakan keprihatinannya terhadap kehadiran buah-buahan tanpa biji. Menurut para ahli ekologi, kehadiran buah-buahan tersebut dapat menurunkan keanekaragaman hayati. Akibatnya ketahanan jenis tanaman terhadap penyakit akan menurun.

Para pemerhati lingkungan juga mengatakan bahwa transfer genetik dari tanaman tanpa biji dapat membuat tanaman yang tidak dibudidayakan menjadi steril. Transfer genetik ini juga dapat mempersulit tanaman yang tidak dimodifikasi untuk menghasilkan benih, seperti dilansir LiveStrong pada Selasa (12/12/23).

Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Journal of the Science of Food and Agriculture, buah-buahan tanpa biji cenderung memiliki kandungan protein lebih rendah dan lebih cepat berubah warna menjadi coklat. Namun, buah tanpa biji mengandung lebih sedikit serat dan kalori, serta antioksidan lebih tinggi.

You May Also Like

About the Author: melia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *