Liputan6.com, Jakarta – Orang dewasa meninggal karena flu dua hingga tiga kali dalam setahun. Influenza menimbulkan gejala seperti bersin, batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan pilek.
Minum teh atau air hangat lainnya dapat membantu mengatasi gejala flu. Ini juga dapat membantu orang tetap terhidrasi dan menghangatkan tenggorokan.
Berikut lima teh terbaik untuk menyembuhkan flu, menurut majalah Kesehatan, Rabu (6/2/2023).
1. Teh pepermin
Jika ada yang dalam kesulitan, teh mint adalah pilihan yang baik. Penelitian menunjukkan bahwa peppermint efektif mengurangi mual dan muntah.
Alyssa Smolen, MS, RDN, ahli gizi dan ahli gizi, merekomendasikan teh ini untuk gejala gastrointestinal karena membantu meredakan mual.
Teh ini juga dapat berperan sebagai dekongestan dan membersihkan lendir dari napas seseorang. Menurut Krutika Nanavati, ahli gizi dan ahli gizi yang bekerja di Selandia Baru, minyak dalam teh peppermint tidak hanya mampu meredakan pilek, tapi juga sakit tenggorokan.
2. Teh lemon
Lemon dan teh lemon mengandung vitamin C dan baik dikonsumsi saat musim pilek dan flu. Vitamin C tidak mencegah flu, namun dapat membuat flu tidak terlalu parah dan bertahan lebih lama.
Untuk menambah vitamin C dari lemon, Anda bisa meminum teh lemon atau menambahkan lemon pada teh favorit Anda. Lemon paling cocok dipadukan dengan jahe atau teh hijau.
Chamomile telah digunakan untuk tujuan kesehatan selama ribuan tahun. Hingga saat ini, banyak orang yang masih mengandalkan teh kamomil untuk relaksasi. Namun, masih sangat sedikit penelitian mengenai manfaat kamomil.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kamomil dapat membantu mengurangi kecemasan dan meredakan sakit perut. Terlebih lagi, ulasan tahun 2019 menemukan bahwa kamomil dapat meningkatkan kualitas tidur pada orang yang tidak menderita insomnia. Sebuah penelitian sebelumnya menemukan bahwa mengonsumsi uap dan ekstrak kamomil membantu meringankan gejala flu.
Jadi, kandungan dalam teh kamomil mungkin tidak menyembuhkan beberapa gejala pilek, namun dapat membantu meningkatkan kualitas tidur dan mempercepat pemulihan Anda.
Jahe kaya akan nutrisi tanaman yang disebut gingerol, serta senyawa fenolik lainnya seperti quercetin dan zingerone. Jahe sering digunakan untuk meredakan gejala gangguan pencernaan seperti mual.
Manfaat ini didukung oleh penelitian. Mengunyah atau memakan jahe terbukti dapat mengurangi rasa mual yang disebabkan oleh berbagai pengobatan dan prosedur medis.
Jahe juga telah digunakan di Tiongkok dan Afrika untuk mengobati gejala pilek.
Meski penelitian mengenai efektivitas jahe dalam mengurangi gejala pilek masih sangat sedikit, sebuah penelitian pada tahun 2020 menemukan bahwa jahe sama efektifnya dengan obat loratadine dalam mengobati rinitis alergi. Secara khusus, ini memperbaiki gejala penyakit pernafasan.
Ginseng telah digunakan untuk mengobati berbagai penyakit dalam pengobatan tradisional Tiongkok selama ribuan tahun, termasuk penyakit pernafasan.
Penelitian telah menunjukkan hasil yang beragam mengenai efektivitas ginseng dalam pencegahan dan pengobatan infeksi saluran pernafasan dan influenza. Beberapa penelitian menemukan hal itu tidak efektif, namun dua penelitian lainnya menemukan bahwa ekstrak ginseng mengurangi durasi, tingkat keparahan, dan kejadian infeksi saluran pernapasan atas dan flu.
Setidaknya tampaknya aman untuk penggunaan jangka pendek bagi kebanyakan orang. Namun hati-hati jika seseorang menderita diabetes karena dapat mempengaruhi kadar gula darah. Ini juga berinteraksi dengan beberapa obat, jadi sebaiknya bicarakan dengan dokter Anda sebelum mengonsumsi ginseng.