Tiga Kali Sepanjang 2023, 1.500 Karyawan Spotify Kena PHK

REPUBLIKA.CO.ID, Jakarta – Spotify merumahkan karyawannya untuk ketiga kalinya tahun ini. Sebelum liburan, CEO Daniel Eck mengumumkan Spotify akan memberhentikan 1.500 karyawan, atau 17 persen tenaga kerjanya.

Hal ini dilakukan untuk menjawab tantangan masa depan. Menurut Ek, perampingan tersebut akan cukup signifikan mengingat laporan pendapatan dan hasil terkini yang positif. Namun, pihaknya sudah membahas pemotongan biaya untuk seluruh tahun 2024 dan 2025.

“Mengingat kesenjangan antara tujuan keuangan kami dan biaya operasional saat ini, saya telah memutuskan bahwa penetapan biaya adalah solusi terbaik. Saya yakin ini adalah cara yang tepat bagi perusahaan kami untuk bertindak, dan saya juga memahami bahwa ini akan sangat menyakitkan bagi perusahaan kami. tim. “

Perusahaan melakukan ekspansi signifikan pada tahun 2020 dan 2021 karena biaya modal yang lebih rendah, kata Ek. Investasi tersebut secara umum berhasil, mendorong peningkatan produksi Spotify dan pertumbuhan platform yang kuat selama setahun terakhir.

“Meski ada pemotongan yang dilakukan tahun lalu, perusahaan memberhentikan enam persen tenaga kerjanya pada awal tahun 2023 dan dua persen lagi pada Mei. Struktur biaya kami masih sangat besar untuk apa yang kami butuhkan,” ujarnya.

Spotify memiliki sekitar 9.000 karyawan setelah serangkaian PHK (PHK), sehingga PHK terbaru ini akan mengakibatkan hilangnya sekitar 1.500 pekerjaan. Untuk meringankan beban tersebut, Spotify akan membayar pesangon rata-rata lima bulan, menanggung biaya perawatan kesehatan selama periode ini, dan memberikan dukungan profesional.

Spotify telah mengalami pertumbuhan yang konsisten sejak diluncurkan dan kini memiliki 574 juta pengguna aktif bulanan, meningkat 26 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

READ  Remake 'Silent Hill 2' Akan Datang Eksklusif Konsol PS5

You May Also Like

About the Author: admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *