Wiwiek Hendrowati Jadi Profesor Perempuan Pertama Teknik Mesin ITS

JAKARTA – Wiwiek Hendrowaty disahkan menjadi guru besar Institut Teknologi Sepul Nopember (ITS) ke-180. Wiwiek menjadi guru besar perempuan pertama di ITS dari Departemen Teknik Mesin.

Akurasi dan presisi merupakan faktor penting dalam industri manufaktur. Hal ini mendorong Profesor Wiwiek Hendrowati mengembangkan peredam getaran dinamis pada batang bor agar menghasilkan presisi yang lebih baik.

Dijelaskannya, dalam beberapa situasi, proses pembuatan suatu benda memerlukan batang bor yang panjang dan berdiameter kecil. Pada ukuran ini, kekakuan batang bor cenderung rendah sehingga rentan terhadap pembengkokan dan peningkatan getaran. Getaran ini membuat ukuran lubang yang ingin dibor salah, ujarnya melalui siaran pers, Selasa (12 Mei 2023).

Baca juga: Mengenal 3 Jurusan Baru di ITS, Nomor Terakhir Merupakan Jurusan Pertama di Indonesia

Oleh karena itu, kami juga melakukan penelitian tentang peredam getaran dinamis (DVA) yang dapat menyerap energi getaran pada batang bor dan meredam getaran. Cara kerjanya adalah dengan memberi massa pada benda yang bergetar. Gaya pegas dapat diterapkan antara benda dan massa ini, yang mengurangi getaran yang ada.

Wanita kelahiran Madiun, 12 April 1970 ini merancang tiga DVA berbeda dalam penelitiannya. Ketiga DVA tersebut adalah DVA ring rubber mass, DVA spherical rubber, dan DVA cone rubber. “Ketiga desain DVA ini masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing,” ujar mahasiswa PhD dari Departemen Teknik Mesin ITS ini.

Desain pertama, Ring Rubber Mass DVA, terdiri dari massa dan cincin karet yang dipasang pada ujung batang bor. Keunggulan tipe ini adalah mudah dibuat dan mudah diganti karena dipasang di luar. “Namun DVA jenis ini tidak bisa meredam getaran dari arah aksial, melainkan hanya dari arah vertikal dan horizontal,” jelas dosen yang juga lulusan program Magister Teknik Mesin ITS tersebut.

READ  100 Wali Santri Al Zaytun Laporkan Ken Setiawan Dan Herri Pras Ke Polda Banten

Desain kedua, Spherical Rubber DVA, terdiri dari massa karet berbentuk bola yang menempel pada bagian dalam batang bor. Hal inilah yang menjadi kelemahan DVA jenis ini, karena proses pemasangannya tidak semudah cincin DVA massa karet. Selain itu, sulit untuk menciptakan bentuk bola sempurna yang diperlukan untuk desain ini. Namun kelebihan dari tipe ini adalah dapat meredam getaran dari segala arah: vertikal, horizontal, dan aksial.

Baca juga: Apakah Anda Bermimpi Hadiri ITS 2024? Simak prediksi nilai kelulusan SNBT prodi Sains dan Teknologi di bawah ini.

Desain ketiga adalah Cone Rubber DVA yang merupakan desain lebih seimbang dibandingkan dua desain sebelumnya. DVA dengan bentuk massa kerucut dapat meredam getaran dari segala arah seperti halnya DVA karet berbentuk bola, namun dapat dengan mudah dibongkar. “Namun peredaman getaran dari sumbu DVA karet kerucut tidak sebaik DVA karet bulat,” tambah ibu satu anak ini.

Keunggulan lain DVA yang dirancang oleh wanita berhijab adalah harganya yang lebih terjangkau dibandingkan DVA lainnya. Maka Wiwiek berharap hasil penelitiannya dapat diterapkan untuk menekan biaya produksi di bidang manufaktur. “Selain itu, kemudahan pemasangan alat ini juga mengurangi waktu produksi,” akunya.

You May Also Like

About the Author: Dea

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *