Jakarta – Mahasiswa Indonesia di Belanda Rajendra Gibran Alvaro Ramdan berbagi pengalamannya menimba ilmu di negeri turbin angin. Rajendra mengaku mengalami culture shock sehingga harus cepat menyesuaikan diri dengan sistem negara.
Mahasiswa Universitas Groningen, Belanda ini menceritakan kisahnya saat menjadi narasumber Podcast #YourRealAction untuk Indonesia pada Rabu (13/12/2023).
Baca juga: 10 Tips dan Trik Kuliah di Luar Negeri, Panduan Belajar!
Culture shock mungkin merupakan shock pembelajaran yang paling besar, karena kalau disana (kelas 3) berat sekali dan kata-katanya susah seperti harus mengikutinya setiap hari. Anda harus mengikuti instruksi setiap minggu. Dan itu masih sangat sulit, kata Gibran.
Selain itu, Gibran juga menyambut baik kebijakan masyarakat Belanda terkait waktu. Jadi dia yang sering terlambat harus membenahi dirinya sendiri.
Baca juga: Kisah Guru Galih, Pemenang Beasiswa LPDP ke Universitas Ternama Dunia di Inggris
Belanda sangat disiplin dalam hal waktu, mungkin saat pertama kali bertemu teman internasional atau saat konferensi bisa dikatakan saya sering terlambat. Setelah beberapa saat, saya mulai menyesuaikan diri dan baru-baru ini menyusul. Disiplin,” ujarnya.
Bahkan Rajendra pun tak habis pikir, karena budaya ketepatan waktu yang begitu tinggi, kereta yang terlambat dua menit pun tidak bisa ditoleransi oleh masyarakat Belanda.
“Kereta benar-benar tepat waktu, Anda mungkin pernah mendengar cerita dari Belanda, ketika kereta terlambat 1-2 menit, mereka sudah marah dan itu benar,” ujarnya.
“Groningen bukan kota besar, masih kota kecil. Tapi begitulah kehidupan masyarakatnya,” tutupnya.