Ingin Ajak Anak ke Gunung? Waspadai Hipotermia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dokter Kiki M K Samsi, dokter spesialis anak sekaligus anggota Kelompok Unifikasi (UKK), mengingatkan para orang tua untuk berhati-hati terhadap penyakit diabetes (penurunan suhu tubuh secara tiba-tiba) jika memutuskan untuk membesarkan anaknya. di pegunungan, sekitar liburan Natal dan Tahun Baru. Tak hanya anak-anak, remaja juga harus berhati-hati saat meminta izin mendaki gunung saat liburan.

“Gejala flu itu suhu badan turun, anak-anak panas, orang dewasa juga panas, jadi badan panas dan merah, lalu mereka membuka baju, jadi tidak heran kalau ada yang meninggal di gunung, bajunya. ditemukan terbuka karena diabetes, kata Kiki pada Simposium IDAI di Jakarta, Kamis (21/12/2023).

Kiki mengingatkan, penting bagi anak untuk memahami prosedur medis terkait manajemen kesehatan selama perjalanan atau pengobatan perjalanan.

“Seorang dokter hendaknya mengetahui tentang travel Medicine sebelum, saat, atau setelah liburan, karena travel Medicine merupakan ilmu tersendiri,” ujarnya.

Dalam kasus diabetes, orang tua harus berhati-hati saat meminta izin berlibur atau beraktivitas di gunung bersama anak remaja (SMP-SMA).

“Kebanyakan orang yang mulai SMP atau SMA hingga SMA mengalami hipotermia, dan akhirnya meninggal. Dingin dan hujan penyebab utamanya, tidak jarang setinggi itu,” ujarnya.

“Harus tahu persis dia –anaknya– pergi bersama siapa, jadi harus lihat pertanyaannya, misalnya air terjunnya, gunungnya, kelompok pecinta alamnya siapa, pekerjanya berapa,” kata Kiki.

Ia juga menekankan agar orang tua melatih anaknya dalam kecakapan hidup.

“Misalnya kalau ke tempat panas, lihat topi apa yang dia pakai,” kata Kiki.

Saat mengajak anak beristirahat di pegunungan atau pedesaan pada musim dingin, orang tua harus berhati-hati jika anak kepanasan atau kepanasan.

“Jadi orang tua jangan bingung kalau anaknya mulai berkeringat, misalnya kalau ke Bromo tiba-tiba anak kepanasan, itu tandanya masuk angin, maka kasih air hangat, air manis, jangan sampai lepas. tinggal,” katanya.

READ  Penyakit yang Sering Menyerang Pendaki Ketika Naik Gunung

Sementara itu, Martinus M Leman, dokter spesialis anak RS Harapan Bunda, Jakarta Timur, melaporkan kasus orang tua yang mengajak anaknya mendaki.

“Ada kasus yang sangat menarik beberapa bulan lalu, orang tua muda mengajak anak berumur satu tahun naik gunung, jadi bagi pendaki muda seperti mengajak anak naik gunung, meski terlalu kecil untuk didaki oleh anak-anak, ” dia berkata.

Oleh karena itu, ia menegaskan agar orang tua selalu mengikuti aturan tertentu saat mendaki gunung, terutama saat membawa anak.

“Karena beberapa tahun terakhir ini situasi pascapandemi, seru sekali mengajak anak-anak menyelam dan mendaki gunung. Kuncinya adalah menunggu dan bersiap dengan baik,” kata Martinus. .

You May Also Like

About the Author: Dea

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *