Apakah Kereta Feeder Padalarang Bandung Gratis? Simak Penjelasannya

JAKARTA – Kereta Feeder Padalarang Bandung disiapkan PT KAI untuk mendukung pengoperasian Kereta Cepat Whoosh. Dengan adanya akses Rel Feeder maka penumpang kereta api kecepatan tinggi akan lebih mudah dalam hal konektivitas.

Menurut Joni Martinus, VP Public Relations KAI, Kereta Feeder hanya membutuhkan waktu 19 menit untuk menempuh perjalanan dari Stasiun Padalarang menuju Stasiun Bandung atau sebaliknya. Hal ini tentunya akan memudahkan menghubungkan masyarakat ke stasiun Whoosh Rapid Rail melalui sistem transportasi yang tidak terlalu padat.

Dengan adanya tambahan transportasi ini, apakah ada biaya tambahan yang ditanggung masyarakat? Apakah fasilitas Kereta Feeder Padalarang Bandung disediakan gratis? Untuk mengetahuinya, simak ulasannya berikut ini.

Apakah Kereta Feeder Padalarang Bandung gratis?

Laporan situs resmi KAI, pelanggan Kereta Cepat Whoosh dapat menikmati Kereta Feeder ini secara gratis (dikombinasikan dengan tiket Kereta Cepat Whoosh).

Yang dimaksud dengan “digabung dengan tiket Kereta Cepat Whoosh” adalah harga tiket Kereta Cepat Feeder ini digabungkan dengan perjalanan Kereta Cepat Whoosh.

Sekadar informasi, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) saat ini menerapkan skema tarif dinamis untuk tiket Kereta Cepat Whoosh mulai 1 Desember 2023. Tarifnya naik menjadi Rp 200.000-Rp 250.000 untuk kelas ekonomi premium sekali jalan.

Jumlah perjalanan Kereta Pengumpan terjadwal saat ini sebanyak 14 perjalanan pulang pergi per hari. Ke depan, jumlah perjalanan KA Feeder akan sama dengan jumlah perjalanan KA Whoosh.

Satu set kereta Feeder lainnya terdiri dari 4 unit kereta dengan kapasitas maksimal 393 penumpang. Untuk menampung lebih banyak penumpang, KAI dapat menggabungkan 2 kereta Feeder menjadi 1 kereta untuk menggandakan kapasitasnya.

Kereta Feeder Padalarang Bandung juga dilengkapi dengan rak bagasi dan toilet untuk menambah kenyamanan pelanggan.

READ  Lindungi Sawit, Indonesia Malaysia Menggedor Pintu UE agar Tak Buat Aturan Bernafaskan Imperialisme

You May Also Like

About the Author: melia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *