Akademisi Ingatkan Pentingnya Kolaborasi dalam Penanganan Kasus Kekerasan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Tren kekerasan di lembaga pendidikan di Indonesia sangat memprihatinkan. Oleh karena itu, kolaborasi pemangku kepentingan sangat penting untuk mengatasi masalah ini.

Hal tersebut disampaikan para akademisi dan praktisi yang merupakan sumber daya manusia pada workshop yang digelar dalam rangka memperingati 16 tahun perjuangan melawan kekerasan terhadap perempuan di Aula Kasman Singodimedjo FISIP UMJ, Kamis (30/11/2023).

Ketiga pembicara, antara lain pimpinan utama Aisyiyah Rohimi Zamzam, CEO Bale Perempuan Asma’ul Khusnaeny dan Khaerul Umam, sepakat bahwa penanggulangan kekerasan memerlukan kerja sama seluruh pemangku kepentingan, baik pemerintah, lembaga pendidikan, organisasi masyarakat, dan lembaga. .

Kursus Perlindungan Terdakwa ini dihadiri oleh pimpinan dan guru Yayasan At-Taqwa, serta dosen dan mahasiswa FISIP UMJ. Workshop yang digelar di Aula Kasman Singodimedjo ini merupakan penutup dari program matchmaking UMJ 2023 yang diinisiasi oleh Magister Administrasi Publik, Dr. Khaerul Umam Noer.

Bersama empat mahasiswa FISIP UMJ, Mutia Alifia (Ilmu Politik), Dzaky Furqon Kurnia (Ilmu Komunikasi), Aida Nur Ainun dan Wahyu Handayani (Ilmu Administrasi Publik), Umam memberikan dukungan kepada guru dan siswa Yayasan At-Taqwa selama tiga bulan sejak Juli hingga November.

Institut At-Taqwa di Bekasi memiliki 198 satuan pendidikan dari tingkat dasar hingga menengah. Umam menjelaskan, program tersebut memberikan bantuan kepada calon, pegawai, kepala sekolah, guru dan tutor, serta siswa.

“Ide dasarnya saat itu Yayasan At-Taqwa belum mempunyai database kekerasan. Selain itu, penting untuk menyusun SOP atau prinsip. Makanya rencana ini sudah disampaikan ke Kementerian Pendidikan dan Kementerian. . pendidikan,” kata Umam. Budaya dan itu diterima.

Umam dan tim memberikan lima bantuan, mulai dari bantuan regulasi, pembuatan SOP hingga tujuh SOP, pengacara, dan pertolongan pertama. Sebanyak 291 pengajar ke rumah didampingi untuk menerima dan mengurus laporan siswa.

READ  Puluhan Siswa SMP Naik Bukit Demi Isi ANBK Karena Sinyal Internet Tak Ada

Euis Kusumawati, salah satu calon kelompok proyek, mengaku banyak mendapat ilmu baru dalam menangani kekerasan di sekolah. Euis berharap adanya perlindungan bagi anak-anak dan guru serta tutor. Ilmu ini juga perlu kita sebarkan kepada orang tua. Orang tua sangat penting. Semoga pihak sekolah dapat memberikan dukungan kepada orang tua untuk meneruskannya, kata Euis.

Ketua Yayasan At-Taqwa, KH Irfan Mas’ud mengucapkan terima kasih kepada UMJ. Irfan menjelaskan, melalui kerja sama ini, ia dapat meneruskan silaturahmi antara pendiri Yayasan At-Taqwa dengan Muhammadiyah.

“Atas nama dana, kami senang bisa terlibat. Kami mengucapkan terima kasih kepada UMJ atas kerjasamanya dengan kami dalam program pengembangan guru. “Untuk meningkatkan mutu pendidikan tentunya dimulai dari kualitas gurunya,” kata Irfan.

Presiden FISIP UMJ Profesor Evi Satispi mengungkapkan keprihatinannya atas meningkatnya kasus kekerasan. “Mudah-mudahan kasus kekerasan bisa teridentifikasi, meski sulit didokumentasikan jika tidak ada transparansi.” “Hal ini penting karena kasus kekerasan dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak,” kata Evi.

Evi berharap program yang digagas Khaerul Umam ini dapat bermanfaat baik bagi universitas maupun IPS. Dukungan serupa datang dari Rektor UMJ Profesor Ma’mun Murod yang turut hadir menyambutnya.

“Kekerasan di sekolah menjadi semakin mengkhawatirkan,” katanya. “Saya sangat setuju dan mendukung penelitian tentang isu kekerasan,” kata Ma’mun. Apalagi, Mamuon sangat menghimbau agar institusi pendidikan memutus rantai kekerasan yang terjadi di lingkungan sekolah.

Turut hadir selaku Presiden Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UMJ yang dipimpin oleh Koordinator Masyarakat Lorenta In Haryanto, M.Si. Dalam kesempatan itu, Rektor UMJ menerima surat pendaftaran pengembangan manual tim pencegahan dan tanggap kekerasan di Sinagoga Islam Madrasah dan Perguruan Tinggi Universitas Attaqwa dari Direktur Institut At-Taqwa.

READ  Terkuak Parfum Mumi Zaman Firaun, Bagaimana Aromanya?

You May Also Like

About the Author: Dea

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *