JAKARTA – Partai Demokrat Indonesia diawali dengan meriah seiring bermunculannya nama-nama calon presiden dan wakil presiden dari berbagai penjuru. Sejauh ini sudah terdaftar tiga nama calon presiden dan dua calon wakil presiden yang akan bertarung di Pemilu 2024.
Profil pasangan calon ini tentu menjadi sorotan karena masyarakat ingin mengetahui lebih jauh calon presiden dan wakil presiden yang akan memimpin Indonesia 5 tahun ke depan. Termasuk di dalamnya adalah anggota keluarga dari pasangan calon yang anaknya telah meraih kesuksesan di luar dunia politik.
Siapa saja anak calon presiden dan wakil presiden yang sukses di luar dunia politik? Berikut ulasannya dikutip dari berbagai sumber. Mutiara Baswedan
Anies Baswedan sudah tidak asing lagi di masyarakat luas, namanya sudah dikenal sejak menjabat Menteri Pendidikan dan Gubernur DKI Jakarta. Lahir di Kuningan, Jawa Barat pada 7 Mei 1969, kini telah dikaruniai anak yang sukses.
Salah satunya, anak sulung bernama Mutiara Annisa Baswedan. Wanita cantik ini tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
Berbagai prestasi telah diraih Mutiara Annisa Baswedan seperti mengikuti ajang pertukaran pelajar di Denmark pada tahun 2014 melalui AFS dan Bina Antar Budaya. Mutiara Annida Baswedan lulusan SMA Labschool Kebayoran juga mewakili kampusnya di ajang Model United Nations 2018.
Bahkan turut diumumkan putri Aniesa Baswedan yang lolos Program Duta Pemuda Amerika Serikat dan menjadi salah satu finalis Duta Pemuda ASEAN untuk Indonesia tahun 2019. Kini, Mutiara Annisa Baswedan telah menikah dengan suaminya, Ali Saleh Alhuraiby. Alam Ganjar
Muhammad Zinedine Alam Ganjar atau sering disapa Alam Ganjar merupakan putra tunggal Ganjara Pranowo dan Siti Atikoh. Lahir di Semarang, Jawa Tengah pada 14 Desember 2001, pemuda ini banyak digandrungi wanita karena ketampanannya.
Namun, pemain berusia 22 tahun itu juga sangat lengkap. Hal ini juga dibuktikan dengan ditunjuknya beliau menduduki posisi strategis mulai tahun 2022 sebagai Head of Strategy di Global Shapers Semarang dalam rangka World Economic Forum.
Siapa sangka, Alam Ganjar juga ditunjuk sebagai Ketua Harian Persatuan Olahraga Elektronik Indonesia (IESPA) Jawa Tengah. Menengok ke belakang, Alam Ganjar sendiri kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogja dengan gelar Teknik Industri seperti ayahnya.
Otaknya yang cerdas membuat Alam Ganjara meraih banyak kesuksesan. Tercatat dalam laman resmi Humas Provinsi Jawa Tengah, Alam Ganjar menjuarai kompetisi sains internasional di Korea dan berhasil membawa pulang medali emas saat duduk di bangku SMA pada tahun 2015.
Pada tahun 2018-2019, Alam Ganjar ditugaskan menjadi Direktur Utama (Presiden Direktur) Sagasco Student Company yang merupakan perusahaan pelajar dari SMAN 3 Semarang. Pada tahun yang sama, Alam Ganjar dan rekan satu timnya berhasil meraih juara ketiga dalam Junior Achievement (JA) Asia Pacific Company of the Year Competition yang diselenggarakan oleh JA Asia Pacific di Manila, Filipina. Wah penasaran apakah Alam Ganjar akan mengikuti jejak ayahnya? Mohammad Ikhwan Zain
Dikenal dengan sebutan Dokter Ikhwan, pria ini merupakan anak pertama Mahfud MD dan Zaizatun Nihayati. Ikhwan berspesialisasi dalam kedokteran olahraga dan menjabat di Komisi Medis Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) pada tahun 2016 hingga 2020.
Lebih jauh lagi, kesuksesan dr Ikhwan telah diraih sejak ia berhasil masuk dan lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM). Sementara itu, beliau melanjutkan pendidikan spesialisasinya di Universitas Indonesia hingga memperoleh gelar PhD atau doktor di Universitas Amsterdam, Belanda. Cantik, ya? Ragowo ‘Didit’ Hediprasetyo
Anak tunggal Prabow dan Siti Hediati Hariyadi alias Titiek ini berhasil menjadi desainer internasional. Pasangan yang menikah pada tahun 1983 ini melahirkan Ragowo Hediprasetyo dan kerap disapa Didit.
Kondisi keuangan Didi tidak perlu diragukan lagi dengan kestabilan kedua orang tuanya, yakni keluarga Djojohadikusumo dan Soeharto. Namun Didit tidak suka memanfaatkan hal tersebut untuk terjun ke dunia politik atau bisnis keluarga sehingga jarang menjadi pusat perhatian.
Berbeda dengan saudara-saudaranya bukan berarti pria kelahiran Jakarta, 22 Maret 1984 itu minim prestasi. Padahal, semasa mudanya, ia diketahui banyak menghabiskan waktunya di Amerika Serikat (AS) dan Prancis. Meski aktivitasnya tidak mendetail, namun membuka pintu baginya untuk menjadi mahasiswa di Parsons School of Design di New York dan Paris sekitar tahun 2003.
Berdasarkan laman resmi universitas, Didit diketahui pernah meraih Silver Thimble Award sebelum lulus dan pada tahun 2007 menyandang gelar Bachelor of Fine Arts jurusan fashion design dari Parsons School of Design.
Ia mengaku kemudian pindah ke Jakarta dan mendapatkan pekerjaan pertamanya. Keahliannya dalam mendesain membuat dompet pertamanya populer dan teman-temannya langsung membelinya. Alhasil, ia akhirnya memutuskan untuk tinggal lebih lama dari rencana dan mendapat kepercayaan diri untuk membangun rumah mode.
Namun karena kejadian tak terduga yang muncul dalam hidupnya, takdir berkata lain. Rekan Didi yang berprofesi sebagai humas di sebuah rumah mode di Paris memberinya kesempatan untuk unjuk gigi. Rekannya menyarankan agar ia tampil di Paris Fashion Week 2010. Sontak, setelah penampilan pertamanya, Didit semakin populer hingga ia rutin tampil di Paris Fashion Week 2010.
“Saya pikir desainer Asia harus hadir di dunia internasional untuk membuktikan bahwa desainer Asia bisa menciptakan fashion tidak hanya untuk orang Asia, tapi juga untuk pelanggan global. Kalau saya hanya memamerkan karya saya di Indonesia, itu akan sulit,” jawabnya saat ditanya alasannya. . untuk menginap di Paris untuk Couture by Designaré.
Prabowo: Petani sudah lama kurang mendapat perhatian, tanpa mereka Indonesia tidak bisa menjadi calon presiden independen. Prabowo Subianto mengungkapkan perhatian dan kepeduliannya terhadap petani di Indonesia. Ia mengatakan, kesejahteraan petani harus terjamin. VIVA.co.id 17 Desember 2023