REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis penyaluran kredit perbankan yang menargetkan pertumbuhan dua digit bisa tercapai pada akhir tahun depan. OJK mencatat pinjaman baru perbankan meningkat sebesar 8,99 persen secara tahunan (annualized) per Oktober 2023.
“Kami optimis penyaluran kredit dapat tumbuh double digit pada akhir tahun 2023,” kata Dian Ediana Rae, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, dalam RDK bulanan Senin, November 2023 (4/12/2023).
Menurut Diana, optimisme tersebut didasarkan pada siklus perekonomian. Dian mengatakan konsumsi masyarakat secara umum meningkat menjelang akhir tahun sehingga dapat mendorong penyaluran kredit.
Selain itu, pesta demokrasi juga akan mendukung peningkatan konsumsi. Indonesia yang kini memasuki tahun pemilu diyakini bisa mendongkrak pertumbuhan kredit perbankan.
Dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia konsisten melampaui angka lima persen. Hal ini diyakini akan memastikan kinerja penyaluran kredit perbankan terus membaik di masa depan.
Misalnya, pertumbuhan pinjaman perbankan dibandingkan sebelum pandemi hanya sebesar 6,08 persen. Pertumbuhan kredit pascapandemi melampaui delapan persen.
“Ini belum termasuk laporan bulan November, jadi saya kira pertumbuhan 10-12 persen bisa dicapai. Secara keseluruhan, kami masih optimis dengan pertumbuhan kredit ke depan,” kata Dian.
Selain itu, OJK menilai aktivitas perbankan saat ini cukup baik dan risiko kredit tetap terjaga pada tingkat yang rendah. Di tengah ketidakpastian global, kondisi perbankan Indonesia dinilai jauh di atas rata-rata bank negara maju.
“Saya berharap hal ini dapat meningkatkan keyakinan bahwa pembiayaan perseroan ke depan akan terus berlanjut melalui pinjaman perbankan,” kata Dian.
Dian mengatakan AJK mendorong perbankan untuk menyalurkan kredit khususnya pada sektor UMKM. OJK juga mendorong perbankan untuk menyalurkan pembiayaan konsumen kepada masyarakat menengah ke bawah.
