Memilih Saham Emiten Ritel di Tengah Momen Libur Nataru

Liputan6.com, JAKARTA – Saham emiten ritel ini dinilai menarik hingga akhir tahun Hal ini dikarenakan adanya libur Natal dan Tahun Baru (libur alam).

Fajr Devi Alfian, Analis Investasi Infovesta Capital Advisory, mengatakan pihaknya melihat saham penyedia ritel tersebut dari sudut pandang yang menarik pada akhir tahun 2023.

Fajar kepada Liputan.com, Selasa (19/12/2023) mengatakan, dengan libur Natal dan Tahun Baru, kinerjanya diperkirakan akan sangat baik.

Analis MNC Securitas Raka Juniko menjelaskan timnya memberikan saran yang tidak memihak kepada sektor klien.

Dia berkata: “Kami menawarkan pandangan netral untuk sektor konsumen. Kami memperkirakan kelas menengah ke bawah akan kehilangan daya beli karena kemungkinan kenaikan harga komoditas dasar, yang pada gilirannya akan menyebabkan penurunan perdagangan.”

Dia melanjutkan: “Dampak kecil yang diharapkan pada tahun-tahun pemilu untuk mengatasi kendala-kendala ini akan menghasilkan pertumbuhan yang moderat di masa depan.” Selain itu, pertumbuhan upah minimum akan berada di kisaran +3,5% pada tahun 2024, turun dari pertumbuhan +7,4% pada tahun 2023.

Ia menambahkan: Pilihan utama kami adalah ICBP yang akan mendapatkan keuntungan dari tahun politik ini

Sentimen positif terhadap saham-saham tersebut berasal dari penurunan harga pangan yang lebih cepat dari perkiraan, peningkatan daya beli, dan pembayaran anggaran pemilu yang lebih tinggi dari perkiraan.

Sementara itu, pengamat pasar modal Langer Nafi memperkirakan prospek sektor konsumen ritel masih relatif stabil hingga akhir tahun ini. Pertama, promosi akhir tahun yang dilakukan perusahaan ritel dapat meningkatkan belanja umum dan mendukung pendapatan perusahaan.

Kedua, kemungkinan peningkatan anggaran bantuan sosial atau subsidi menjelang pemilihan umum (pemilu) dapat semakin mendongkrak daya beli konsumen.

Ketiga, dukungan pemerintah melalui insentif PPN DTP, termasuk pembebasan PPN pembelian rumah, juga dapat mendorong pertumbuhan penjualan ritel.

READ  Bank Mandiri Buka-bukaan Terkait Pembiayaan Penyediaan Energi di Indonesia

Namun, tantangannya adalah dampak boikot terhadap produk Israel yang sebagian besar berpotensi berdampak negatif terhadap kinerja penjualan, kata Langer.

Bagi investor, ia merekomendasikan saham ACES, ERAA, dan MAPI Sebab, ketiga saham tersebut diyakini masih menjanjikan di masa depan

ACES Institute dan analis punya target konsensus Rp900 tahun depan menurut Bloomberg, ERAA punya target konsensus Rp500, MAPI punya target konsensus Rp2.280. Dia mengatakan, target konsensus LPPF adalah Rp2.500

Penafian: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca Membaca dan menganalisis sebelum membeli dan menjual saham Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi

Sebelumnya diberitakan, Federal Reserve Bank Amerika Serikat (AS) dan Federal Reserve (Fed) mempertahankan suku bunganya untuk ketiga kalinya berturut-turut pada pertemuan mereka yang berakhir pada Rabu, 13 Desember 2023.

The Fed juga akan menurunkan suku bunga hingga tahun 2024 dan seterusnya. Berita ini merupakan pertanda positif bagi banyak sektor ekuitas yang berada di bawah tekanan akibat kenaikan suku bunga

Secara keseluruhan, pengamat pasar modal, Langer, skeptis terhadap gagasan bahwa suku bunga akan turun di sektor ini. Pasalnya, biaya pengembangan pembiayaan modal relatif rendah, baik dalam bentuk pinjaman ke bank maupun penerbitan obligasi

“Sektor keuangan akan mendapatkan keuntungan dari penurunan suku bunga yang dapat meningkatkan aktivitas pinjaman konsumen dan pinjaman korporasi, yang dapat menguntungkan lembaga keuangan seperti bank,” kata Langer kepada Liputan.com, Jumat (15/12/2023).

Area selanjutnya yang diharapkan mendapat manfaat Suku bunga rendah mendukung sektor real estat karena dapat mendorong aktivitas pembelian rumah dan investasi properti Lalu ada sektor teknologi yang terdongkrak oleh suku bunga bank sentral.

READ  Menangkap Peluang Bisnis dari Naiknya Jumlah Jamaah Haji dan Umroh

Langer menambahkan, banyak perusahaan di sektor teknologi dan inovasi dapat memberikan dampak positif, terutama jika suku bunga rendah membuat perusahaan lebih murah untuk berinvestasi dan berkembang. Setelah itu, ada bagian pengguna

Menurut Langer, penurunan suku bunga akan berdampak lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya beli sehingga juga menguntungkan sektor konsumen.

Senada, Robertos Hardy, Ketua Tim Riset Mira Asset Securitas Indonesia, dalam risetnya memperkirakan sektor teknologi digital akan menjadi sektor yang menjanjikan di tahun mendatang.

Hal ini disebabkan hilangnya potensi pelaku industri pada saat daya beli masyarakat diperkirakan meningkat sehingga mengakibatkan tingginya pembelian barang.

Sektor teknologi digital, bersama dengan perbankan, telekomunikasi, otomotif, logistik, dan sektor terkait konsumen lainnya, akan menjadi sektor yang menjanjikan di tahun-tahun mendatang.

You May Also Like

About the Author: Dea

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *