Indonesia Selamat dari Tambahan Utang Rp 351 Triliun

Liputan6.com, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) DKI Jakarta mencatat penghimpunan pembiayaan utang mencapai Rp 345 triliun per 12 Desember 2023. Utang Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 298,6 triliun dan pembiayaan pinjaman luar negeri Rp 46,6 triliun.

“Peminjaman mencapai Rp345 triliun per 12 Desember 2023, dimana penerbitan SBN neto sebesar Rp298,6 triliun dan pinjaman bersih sebesar Rp46,4 triliun dibandingkan tahun lalu,” kata Menteri Keuangan Mulyani Indrawati dalam siaran persnya. Konferensi edisi APBN KiTa. Desember, Jakarta, Jumat (15/12).

Dia menjelaskan, dibandingkan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (UU APBN) awal, SBN yang ditargetkan Rp 696,3 triliun hanya tercapai 49,6 persen.

Namun jika dibandingkan dengan Perpres Nomor 75 Tahun 2023, Perpres ini merupakan perubahan UU APBN pada pertengahan tahun, sehingga target Perpres tersebut Rp 421,2 triliun yang berarti harus terealisasi 81,9 pembiayaan utang. hanya dalam satu persen.

“Dibandingkan tahun lalu, penurunan ini sangat kuat,” jelasnya. Utang luar negeri

Sementara untuk pinjaman utang luar negeri tercapai target sebesar Rp 16,6 triliun dibandingkan undang-undang APBN awal sebesar Rp 279,2 persen.

Dibandingkan juga dengan Perpres 75 Tahun 2023 sebesar Rp 16,6 triliun, realisasi pinjamannya sebesar Rp 279,2 triliun.

“Jadi sisi pinjamannya naik, tapi MBSnya turun banyak,” imbuhnya.

Dia mengatakan, berkurangnya pengelolaan dana berarti APBN lebih kuat karena defisitnya jauh lebih rendah dari rencana semula.

“Dibandingkan tahun lalu, tren penurunan defisit, konsolidasi fiskal tetap handal dan kuat karena penerimaan negara kuat dan belanja tetap terjaga,” jelasnya.

Setelah itu, pengelolaan pembiayaan mampu memanfaatkan beberapa saldo lebih anggaran (SAL) dari tahun sebelumnya, sehingga dapat mengurangi pembiayaan melalui surat utang negara.

READ  Bagikan 2,5 juta Sertifikat Tanah, Jokowi: Disekolahkan untuk Modal Kerja Tak Apa-apa

“Ini sangat penting karena di tahun 2023 dengan inflasi tinggi, suku bunga naik pesat, penyaluran kredit dan surat berharga bisa kita rem, sehingga kinerja kita masih sangat baik,” jelasnya.

Apalagi menurut bendahara negara ini merupakan strategi yang cocok dan sangat efektif untuk menghadapi situasi dunia yang menaikkan suku bunga secara drastis. Pemerintah dapat melindungi APBN dan menjaga situasi normal.

“Kita bisa menjaga APBN dan menjaga posisi kita bersama,” tutupnya.

Menteri Keuangan (MANKU) Bapak Mulyani Indrawati menjelaskan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Negara hingga 12 Desember 2023. Dalam catatannya, APBN 2023 tertinggal atau defisit sebesar Rp35 hingga pertengahan Desember. triliun

Pak Mulyani menjelaskan, defisit APBN disebabkan oleh pengumpulan belanja negara yang lebih tinggi dibandingkan pengumpulan pendapatan negara. Meski mengalami defisit, angka tersebut masih jauh dari batas yang ditentukan.

APBN awal memproyeksikan defisit Rp598,2 triliun atau 2,8 persen PDB. Sehingga defisit pada 12 Desember 2023 yang hanya sebesar Rp35 triliun atau 0,17 persen PDB, jauh lebih kecil dari rencana awal. kerugian,” kata Pak Mulyani dalam jumpa pers Keita APBN, dikutip Antara, Jumat (15/12/2023).

Pendapatan negara per 12 Desember 2023 tercatat sebesar Rp2.553,2 triliun atau 103,7 persen dari target awal APBN sebesar Rp2.463 triliun, dan diperkirakan dapat mencapai target pendapatan dalam APBN Perubahan 2023 pada akhir tahun. . Sesuai Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun 2023 yaitu sebesar Rp 2.637,2 triliun.

Penerimaan negara per 12 Desember 2023 dilaporkan meningkat 4,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2.451,8 triliun.

Pertumbuhan pendapatan ditopang oleh penerimaan perpajakan yang meningkat 4,4 persen year-on-year menjadi Rp1.996,4 triliun dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang meningkat 3,1 persen year-on-year menjadi Rp554,5 triliun.

READ  Eksepsi HITS Dikabulkan Soal Sewa-Beli Kapal dengan Perusahaan Asal Norwegia

Dari sisi belanja, per 12 Desember 2023, negara telah mengeluarkan dana sebesar Rp2.588,2 triliun atau mencapai 84,55 persen dari target belanja pada APBN awal 2023 sebesar Rp3.061,2 triliun atau 83 persen dari APBN Perubahan Rp2030 crore.

Belanja negara dilaporkan mengalami penurunan sebesar 4,1 persen menjadi Rp2.698,4 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya seiring dengan belanja pusat yang turun sebesar 5,9 persen menjadi Rp1.840,4 triliun.

Namun transfer ke daerah meningkat 0,6 persen menjadi Rp747,8 triliun dibandingkan tahun sebelumnya.

Meski APBN mulai mengalami defisit, namun neraca primer masih tercatat surplus sebesar Rp378,6 triliun, padahal saldo primer pada APBN 2023 diproyeksikan defisit Rp156,8 triliun.

You May Also Like

About the Author: admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *