Kampung Nelayan Modern Bisa Bikin Nelayan Makin Sejahtera

Liputan6.com , Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membuka kampung nelayan modern di Desa Samber dan Binyeri, Distrik Biak Numphor, Papua. Kampung nelayan ini diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo pada 23 November lalu.

Direktur Jenderal Direktorat Perikanan Trian Yunanda mengumumkan hasil uji operasional yang dilakukan sehari setelah pembukaan desa tersebut.

Sekadar informasi, desa nelayan modern di Biak merupakan desa yang lebih dari 80% penduduknya bermatapencaharian sebagai nelayan. Perkampungan nelayan modern ini terintegrasi penuh dengan sistem cold storage, pabrik es, bengkel nelayan, boat station, pusat kuliner, stasiun pengisian bahan bakar perahu bahkan taman wisata.

Trian menceritakan hasil penangkapan ikan yang dilakukan para nelayan di Biak pasca dibukanya perkampungan nelayan modern, di mana mereka menangkap sekitar 40 kilogram (kg) ikan tuna setelah berlayar selama enam jam mulai pukul 04.00 hingga 10.00 waktu setempat.

Total 40 kg ton setara Rp 1,2 juta dan biaya produksinya hanya 240.000.

“Pada hari Kamis tanggal 23 November kami mengadakan upacara pembukaan dan keesokan harinya Jumat pukul 16.00 kapal feri mulai beroperasi. Jam 4 dia berangkat jam 10 pulang, cuma 6 jam baru kita dapat hasilnya. Rp 1,2 juta, sekitar 40 kg per ton.

Hanya dua nelayan yang menaiki perahu selama uji coba. Jadi, dibagi jumlah totalnya, seorang nelayan bisa mendapat 600.000 hanya dalam satu kali perjalanan.

Meski jarak yang ditempuh saat tes hanya 9 mil, kata Trian, jarang sekali ditemukan uang Rp 1,2 juta dalam sekali perjalanan. Jika para nelayan mendapat penghasilan sebanyak itu setiap hari, maka mereka bisa memperoleh penghasilan lima kali lipat dari biasanya.

“Bayangkan hasilnya dalam sebulan, kalau 10-15 hari operasional bisa meraup Rp 15 juta hingga Rp 10 juta. Kalau dulu pendapatan nelayan rata-rata hanya Rp 3 juta, kini bisa lebih dari itu. Jadi bisa dibayangkan,” ujarnya.

READ  Prediksi Harga Emas Dunia Usai Cetak Rekor Tertinggi, Bakal Lebih Mahal Lagi?

Trian mengatakan, pembangunan kampung nelayan modern ditujukan untuk nelayan lokal dibandingkan kapal besar.

“Desa nelayan modern diperuntukkan bagi nelayan kecil dan kami membantu mereka. “Untuk kapal-kapal ikan besar akan berlabuh di pelabuhan perikanan, bukan di pelabuhan yang sudah kita siapkan, sehingga kita berada di pihak yang sama dengan nelayan kecil.” kata Trian.

Sebelumnya, Jokowi mengingatkan, pemeliharaan dan pemeliharaan fasilitas pendukung di kampung nelayan modern akan terus ditingkatkan dan berfungsi secara berkelanjutan.

“Harus tuntas, terpadu, berkesinambungan, tidak tanggung-tanggung, tidak hanya lengkap fasilitasnya, tapi perlu dukungan, pengelolaan, dan bantuan pengelolaan,” tegas Jokowi saat meresmikan Samber dan kampung nelayan modern. Desa Binier. , Papua, Kabupaten Biak Numphor, Kamis (23/11/2023)

Trian juga mengatakan Menteri Kelautan dan Perikanan Wahiu Sakti Trenggono telah berpesan agar memprioritaskan pemenuhan kebutuhan nelayan skala kecil dan jika memungkinkan berdiskusi dengan pelaku komersial baru.

Menteri menambahkan, yang terpenting adalah memenuhi kebutuhan nelayan lokal dan kecil terlebih dahulu. “Ini program yang tepat untuk nelayan kecil,” tegasnya.

You May Also Like

About the Author: admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *