AI Rentan Dimanfaatkan untuk Menyebar Hoax dan Disinformasi

Denpasar – Kecerdasan buatan (AI) ibarat pedang bermata dua. Di satu sisi, ini membantu pekerjaan orang. Pihak lain dieksploitasi sebagai alat untuk menyebarkan informasi yang salah dan penipuan. Andrey Andoko, Wakil Rektor Bidang Operasi dan Keuangan Universitas Multimedia Nusantara, menyatakan AI telah “menyerbu” industri media. Namun kekhawatiran baru muncul jika kecerdasan buatan banyak digunakan oleh masyarakat. “Kekhawatiran ini menunjukkan bahwa informasi yang salah atau penipuan mungkin menyebar di masyarakat,” katanya. Dalam lingkungan pendidikan, akademisi bertanggung jawab untuk mengajarkan keterampilan kepada siswa selain mesin atau mesin. Dengan demikian, manusia akan terus memainkan peran penting dalam pengendalian kecerdasan buatan (AI). “Tidak dapat dihindari bahwa beberapa pekerjaan akan digantikan oleh mesin. Namun kemampuan manusia untuk berinteraksi dengan teknologi ini harus diutamakan,” ujarnya. Pada saat yang sama, Verika Rupar, profesor jurnalisme di Universitas Teknologi Auckland dan ketua Dewan Pendidikan Jurnalisme Dunia, mengatakan bahwa penggunaan AI telah mempengaruhi beberapa sektor industri di seluruh dunia. “Dampak AI dampaknya besar. Industri kita salah satunya,” ujarnya. Pada konferensi tersebut, Ketua COMNEWS 2023 Yearry Panji Setianto menambahkan bahwa dengan mempelajari tren dan teknologi yang sedang berkembang, para ilmuwan dan media dapat bekerja sama untuk melawan dampak teknologi terhadap masyarakat. Thread di Twitter saingan Meta, yang secara resmi diluncurkan di Eropa, kini tersedia di Uni Eropa setelah penundaan karena peraturan blog yang melarang “teknologi tinggi”. VIVA.co.id 15 Desember 2023

READ  Ketersediaan Informasi Kesehatan di Era Digital, Bukti Penjangkauan Komunitas Puskesmas Cakung

You May Also Like

About the Author: Dea

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *