Jakarta – Para ilmuwan telah mengembangkan kalkulator bernama life2vec menggunakan teknologi AI. Algoritma ini menggunakan kisah hidup seseorang untuk memprediksi bagaimana seseorang akan hidup dan kapan mereka akan meninggal.
Keakuratan kalkulator ini dilaporkan mencapai 78 persen, sejalan dengan algoritma lain yang dirancang untuk memprediksi hasil kehidupan serupa. Namun, tidak seperti model lainnya, alat ini bekerja seperti chatbot, menggunakan data yang tersedia untuk memprediksi apa yang akan terjadi selanjutnya.
Menurut laporan di Daily Mail, Rabu (20/12/2023), kalkulator canggih ini diciptakan oleh ilmuwan Denmark dan Amerika yang melatih algoritma pembelajaran mesin pada kumpulan data warga Denmark. Dari data ini, alat ini mengekstrak berbagai informasi tentang lebih dari enam juta orang, termasuk pendapatan, pekerjaan, tempat tinggal, cedera, dan riwayat kehamilan.
Hasil akhirnya adalah sebuah model yang dapat memproses bahasa sehari-hari dan menghasilkan prediksi tentang apakah seseorang akan meninggal lebih awal, atau pendapatan seumur hidupnya.
Faktor lain yang dapat menyebabkan kematian dini termasuk jenis kelamin laki-laki, memiliki diagnosis kesehatan mental, atau menjadi pekerja terampil. Faktor-faktor yang terkait dengan umur panjang termasuk pendapatan tinggi atau peran kepemimpinan.
Dengan mempertimbangkan setiap bidang kehidupan seseorang seolah-olah itu adalah kata-kata dalam sebuah kalimat, life2vec memprediksi ke mana arah cerita berdasarkan apa yang telah ditulis selama ini. Sama seperti pengguna ChatGPT yang diminta untuk menulis lagu, puisi, atau esai, ilmuwan juga diminta bertanya kepada life2vec ‘Apakah Anda akan mati dalam empat tahun?’ Anda dapat mengajukan pertanyaan sederhana seperti. seseorang.
Model ini dilatih berdasarkan data dari tahun 2008 hingga 2016. Berdasarkan data populasi, alat ini secara akurat memperkirakan siapa yang meninggal pada tahun 2020 lebih dari tiga perempatnya.
Sune Lehmann, peneliti utama studi tersebut, menekankan bahwa tidak ada informasi pribadi tentang orang-orang yang menggunakan data mereka untuk melatih program tersebut yang dipublikasikan. “Kami secara aktif mencari cara untuk membagikan beberapa hasil secara terbuka, tetapi hal ini memerlukan lebih banyak penelitian untuk memastikan kerahasiaan orang-orang dalam penelitian tersebut,” kata profesor komunikasi dan sistem yang kompleks. “ Universitas Teknik Denmark.
Meskipun model ini pada akhirnya tersedia untuk umum, undang-undang privasi Denmark akan melarang penggunaan life2vec untuk membuat keputusan tentang individu, seperti menulis polis asuransi atau membuat keputusan perekrutan.