Patahan Bumi Sepanjang 80,5 Km Ditemukan di Kanada, Berpotensi Picu Tsunami Besar di AS

WASHINGTON – Para ilmuwan telah menemukan retakan atau patahan di Bumi sepanjang 80,5 km yang melintasi British Columbia di Kanada. Dilihat dari lokasi sesar ini berpotensi memicu gempa besar di Kanada dan mengundang tsunami di bagian timur laut Amerika Serikat (AS).

Jika garis patahan sepanjang 80,5 km itu putus atau bergerak, maka dapat memicu gempa bumi dan memicu tsunami di wilayah sekitar Cekungan Georgia, sebagian Washington dan British Columbia. Cekungan Georgia mencakup kota-kota Amerika seperti Bellingham, Seattle, Tacoma dan Olympia, serta Vancouver, Victoria dan Whistler di Kanada.

Penemuan ini dibuat oleh tim peneliti termasuk Nick Harrichhausen, seorang rekan postdoctoral di Université Grenoble Alpes di Perancis. Gempa sebesar ini akan menimbulkan kerusakan, apalagi mengingat lokasinya dekat perkotaan, kata Harrichhausen dikutip SINDOnews dari laman Daily Mail, Minggu (12/10/2023).

Harrichausen dan rekan-rekannya menyelidiki garis patahan tersebut dengan menggali parit di sepanjang patahan tersebut, mencari bukti gempa bumi dan perubahan garis patahan dalam sejarah geologi. Tanda-tanda tersebut muncul dalam bentuk perubahan medan magnet.

Mineral dalam batuan memiliki tingkat kemagnetan yang berbeda-beda. Mengukur perbedaan-perbedaan ini dapat menunjukkan apakah formasi batuan besar terbentuk pada waktu yang sama dan mempertahankan bentuknya.

Apa yang mereka temukan adalah, beberapa saat setelah gletser membentuk lanskap, patahan slip mengubah daratan. Mereka menghitung bahwa hal ini terjadi dalam 12.000 tahun terakhir, mungkin antara 4.700 dan 2.300 tahun yang lalu.

Namun, menghitung kapan peristiwa seperti itu mungkin terjadi merupakan sebuah tantangan, bahkan bagi para ahli geologi. Jika gempa bumi kembali terjadi, kata Harrichhausen, masyarakat di wilayah tersebut dapat mengambil beberapa langkah dasar untuk bersiap.

READ  Kapal Selam Robotik Raksasa Angkatan Laut AS, Orca Mampu Menjelajah Sejauh 10.500 Km

“Satu-satunya yang bisa kita lakukan adalah melihat interval gempa di masa lalu (rata-rata jumlah tahun antar gempa),” ujarnya. Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan minggu ini di jurnal Tectonics, perhitungan ini memerlukan setidaknya dua gempa bumi terpisah untuk memperkirakan waktu antar gempa.

You May Also Like

About the Author: melia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *