Liputan6.com, Jakarta Pada masa Hindia Belanda, kehadiran sepeda motor di wilayah tersebut menandai dimulainya revolusi transportasi di Indonesia. Penemu acara tersebut adalah seorang masinis gula asal Umbul, Probolingo yang merupakan orang pertama di Hindia Belanda yang memiliki sepeda motor. Sepeda motor mungkin tidak mempunyai peran yang besar pada saat itu dibandingkan saat ini, namun hal ini merupakan langkah besar dalam mengubah moda transportasi di negara ini.
Meski zaman telah berubah, sepeda motor tetap menjadi kendaraan terpopuler di Indonesia. Harganya yang murah membuatnya terjangkau oleh berbagai lapisan masyarakat karena hampir setiap keluarga memiliki lebih dari satu sepeda motor. Peristiwa ini menunjukkan bagaimana sepeda motor telah memasuki keseharian masyarakat Indonesia dan menjadi pilihan tepat untuk memenuhi kebutuhan pariwisata.
Sepeda motor tidak hanya menjadi alat transportasi saja, namun sudah menjadi simbol gaya hidup dan keseharian banyak orang. Sebagai kendaraan roda dua, sepeda motor kerap digunakan untuk berbagai aktivitas, mulai dari perjalanan sehari-hari, bekerja, hingga bersantai. Efisiensi dan kemudahan pengoperasian menjadikan sepeda motor sebagai pilihan utama di antara pilihan transportasi lainnya.
Dengan popularitasnya yang semakin meningkat, sepeda motor di Indonesia bukan hanya sekedar mobil; Hal ini sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari dan sosial budaya. Dalam konteks ini, kita dapat melihat bahwa perkembangan teknologi transportasi tidak hanya meningkatkan cara bepergian, tetapi juga meningkatkan gaya hidup dan sikap masyarakat Indonesia.
Meskipun abad ke-19 merupakan masa eksperimen pengembangan kendaraan bermotor, kereta kuda masih menjadi alat transportasi utama. Saat itu, keinginan untuk menciptakan mobil yang lebih cepat dan efisien daripada kuda menginspirasi berbagai eksperimen. Salah satu tokoh terpenting dalam sejarah perkembangan kendaraan bermotor adalah Gottlieb Daimler. Seperti tertera dalam Ensiklopedia Nasional Indonesia Jilid 14, Daimler menjadi pionir pada tahun 1885 ketika mengembangkan sepeda motor bermesin bensin. Sebagai pabrikan asal Jerman, Daimler mengembangkan mesin baru dan memasangkannya pada rangka sepeda.
Inovasi kendaraan bermotor Daimler membuka babak baru dalam sejarah transportasi. Meskipun sepeda motor pada awalnya digunakan sebagai metode eksperimental, penemuan mereka menandai langkah awal perubahan mendasar dalam dunia transportasi. Mesin bensin yang digunakan Daimler menjadi dasar perkembangan industri otomotif selanjutnya.
Prestasi Daimler menjadi landasan penting bagi evolusi mobil, yang kemudian berperan besar dalam perkembangan transportasi umum dan transportasi modern. Sebagai pionir dalam pengenalan sepeda motor bertenaga bensin, Daimler membuka halaman baru dalam sejarah teknologi otomotif, memungkinkan masyarakat menikmati kendaraan berperforma tinggi dengan cepat dan tepat waktu.
Meskipun Daimler dikenal sebagai pionir sepeda motor bertenaga bensin, Hildebrand dan Wolfmuller adalah yang pertama memproduksi sepeda motor skala besar. Pada tahun 1894, perusahaan ini mulai memproduksi sepeda motor di Munich, Jerman, sehingga menciptakan peristiwa bersejarah di dunia otomotif.
Menurut Edward Abdo dalam Modern Motorcycle Technology, Hildebrand und Wolfmuller sempat berumur pendek karena desainnya yang kurang menarik, namun mereka berhasil menjual lebih dari 200 sepeda motor. Kesuksesan penjualan tersebut membuat sepeda motor produksi Hildebrand und Wolfmuller tidak hanya populer di Eropa tapi juga di Hindia Belanda.
Di antara pelanggan sepeda motor Hildebrand und Wolfmuller ternyata ada pabrik gula di Umbul, Probolingo bernama John C. Potter. Potter, seorang Inggris, memilih sepeda motor ini sebagai kendaraannya. Keterlibatan produsen gula dalam produksi mobil menunjukkan bahwa perkembangan teknologi mobil bertenaga mesin di Hindia Belanda tidak hanya meliput masyarakat tetapi juga menarik minat para industrialis.
Kisah sukses penjualan sepeda motor Hildebrand und Wolfmuller menunjukkan daya tarik awal sepeda motor di pasar dunia dan bagaimana mobil tersebut dengan cepat menemukan pemiliknya di berbagai belahan dunia, termasuk Hindia Belanda.
John C., produsen gula di Umbul, Probolingo. Potter menjadi sosok unik di awal abad ke-20 dengan menjadi orang pertama yang memiliki sepeda motor di Hindia Belanda. Sebagai warga negara Inggris, Potter memesan sepeda motor tersebut langsung dari pabrik Hildebrand und Wolfmuller di Munich, Jerman, produsen sepeda motor terbesar saat itu. Kehadiran sepeda motor di kawasan Hindia Belanda memberikan nuansa modern, berbeda dengan kendaraan tradisional seperti andong atau sado yang ditarik kuda.
Pesanan sepeda motor Potter mengejutkan Hildebrand dan Wolfmuller, apalagi Hindia Belanda berada di luar Eropa, dan sulit ditemukan pada saat itu. Abdul Hakim, dalam tulisan Jakarta Tempo Doeloe, menceritakan keterkejutan pemilik pabrik saat menerima surat instruksi dari Probolinggo. Meskipun mereka kesulitan menemukan kota di Jawa Timur pada peta, pengaturan ini merupakan bukti pertama ketertarikan dunia terhadap sepeda motor sebagai kendaraan pribadi.
Dengan munculnya sepeda motor di Hindia Belanda, terutama melalui kepemilikan tunggal John C. Potter, masyarakat di daerah tersebut pertama kali mengenal moda transportasi baru dan modern. Sebagai simbol kemajuan teknologi pada saat itu, sepeda motor menjadi daya tarik bagi masyarakat yang mencari alternatif transportasi yang efisien dan modern.
Potter dianggap pesulap karena mobilnya dapat bekerja tanpa menggunakan rantai, kain, magnet, baterai atau kabel. Menurut Abdul Hakim, perlengkapannya hanya terdiri dari dua silinder horizontal berisi bahan bakar berupa bensin atau nafta (minyak bumi kuning) dan dua tabung pemanas. Sebelum digunakan, sebaiknya sepeda motor ini diaktifkan selama 20 menit.
Ketika memasuki abad ke-20, produksi sepeda motor semakin cepat, desainnya menjadi lebih kompleks dan mulai diproduksi. Dampak positif dari perkembangan tersebut dapat dirasakan dengan meningkatnya jumlah sepeda motor di jalan raya di berbagai negara termasuk Hindia Belanda.
Saat ini, John C. Potter bukanlah satu-satunya yang berkendara di jalanan dengan sepeda motor. Namun pada tahun 1932, bangkai sepeda motor pertama kali ditemukan di Hindia Belanda. Menurut Abdul Hakim, suku cadang mobil berserakan di sudut bengkel Potter. Dengan bantuan ahli transportasi laut Belanda di Surabaya, puing-puing kendaraan yang berserakan dan berkarat berhasil dirakit.
Adanya bangkai sepeda motor menunjukkan keinginan sepeda motor pertama yang tiba di Hindia Belanda, dan upaya restorasi menunjukkan komitmen dan kerja sama untuk melestarikan dan memahami sejarah angkutan bermotor di wilayah tersebut.
Sepeda motor pertama di Indonesia diproduksi oleh Hildebrand & Wolfmüller dan milik orang Inggris bernama John C. Potter. Sepeda motor ini berdasarkan pengalaman “desain” pertama pada tahun 1868 oleh Michaux ex Cie.
Sepeda motor sudah ada di Indonesia sejak tahun 1893, dan orang pertama yang memiliki sepeda motor adalah John C. Potter, seorang masinis pertama di Pabrik Gula Ombol di Probolingo, Jawa Timur.
Vespa Corsa 125 merupakan sepeda motor otonom pertama yang diproduksi oleh Piaggio.