Kuliah Online Makin Diminati, Cyber Islamic University akan Tambah Prodi Baru

JAKARTA – Islamic Cyber ​​University yang merupakan program prioritas Kementerian Agama mendapat sambutan yang sangat antusias dari masyarakat. Kementerian Agama juga berencana menambah sejumlah program studi baru mulai dari jenjang sarjana hingga pascasarjana.

Muhammad Ali Ramdani, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag), mengatakan program pendidikan jarak jauh Islamic Cyber ​​University (PJJ) merupakan salah satu dari tujuh program prioritas Kementerian Agama di era Islam. . . Pimpinan Menteri Agama Yakut Cholil Kumas. IAIN Syekh Nurjati Cirebon saat ini ditetapkan sebagai kampus siber.

“Dukungan sarana dan prasarana cyber campus ini sudah lengkap 100 persen. Oleh karena itu, pada tahun ajaran 2024/2025, pendidikan jarak jauh tidak hanya bisa terus menyelenggarakan program studi PAI, tapi juga program sarjana dan magister.”, ujarnya. seperti dikutip dari situs Kementerian Agama pada Jumat (22/12/). 2023).

Baca juga: Minat Tumbuh, Kemenag Siap Kendalikan Penuh Program Islamic Cyber ​​University di 2024

Program studi baru pada tahun 2024

Pada tahun 2021, Islamic Cyber ​​​​University hanya menawarkan program pendidikan agama Islam. Tahun depan, selain program magister, kampus cyber di Cirebon akan membuka program sarjana Pendidikan Bahasa Arab (PBA), Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) dan Aqidah Filsafat Islam (AFI).

Selain itu terdapat tambahan program studi pada S1 Hukum Keluarga Islam (HKI), S1 Tadris Ilmu Sosial (IPS), S1 PIAUD (Pendidikan Islam Balita) dan S1 Sejarah Peradaban Islam (SPI).

Baca juga: Universitas Terbuka akan segera meluncurkan empat program studi baru. Berikut daftarnya: Dhani menjelaskan, dalam tiga tahun program ini, sudah ada 3.339 mahasiswa dari 36 negara bagian yang mengikuti Islamic Cyber ​​University. Minat siswa untuk mengikuti pembelajaran online sangat besar karena memudahkan proses pembelajaran.

READ  Penemuan Harta Karun dari Kota Bawah Laut yang Hilang, Atlantis?

Hal ini dikarenakan pengajar dan siswa tidak lagi bertemu secara fisik di dalam kelas. Oleh karena itu, program ini sangat membantu para guru di madrasah, sekolah, pesantren, dan sekolah lain yang jauh dari kampus untuk melanjutkan pendidikannya.

Belajar kapan saja, di mana saja

Syekh Nurjati Mo Ali, Ketua Jurusan PJJ PAI IAIN menambahkan, pertemuan daring ini dilakukan dengan dua metode. Pertama, metode pembelajaran sinkron-asinkron dilengkapi dengan video pembelajaran dan modul elektronik yang dapat diakses peserta didik kapan saja dan di mana saja. Kedua, mengadakan pertemuan tatap muka sebanyak empat kali per semester.

“Kalau online kita akan fleksibel. Tapi kualitas tetap terjaga karena kita punya tim pemantau melalui Lembaga Penjaminan Mutu,” ujarnya.

Baca juga: 11 universitas menawarkan kursus master online yang cocok untuk mahasiswa yang bekerja

Pak Ali mengungkapkan, meskipun program tersebut dilaksanakan di IAIN Syekh Nurjati Cirebon, namun sebanyak 302 orang dosen berasal dari berbagai universitas nasional dan internasional. Selain itu, sejumlah besar tutor juga direkrut dari berbagai kampus di 19 negara bagian. Bahkan ada pula yang mengundang dosen dari luar negeri, seperti Ohio University dan Korea University di Korea Selatan.

Mahasiswa PAI PJJ dibagi menjadi dua kelompok yaitu mahasiswa penerima beasiswa dan mahasiswa nonbeasiswa. Saat ini kelas PAI terbagi menjadi 74 kelas. Isinya adalah 4 kelas untuk generasi pertama, 40 kelas untuk generasi kedua, dan 30 kelas untuk generasi ketiga.

“Sebenarnya kami sudah beberapa lama mendapat permintaan dari masyarakat dari berbagai negara, baik warga negara Indonesia maupun asing, untuk mengikuti program PJJ IAIN Syekh Nurjati.”Mereka antara lain mahasiswa asal Thailand, Malaysia, Singapura, dan Jepang. Swiss dan Belanda,” tutupnya.

READ  Universitas Muhammadiyah Malang Kukuhkan Tiga Guru Besar Baru

You May Also Like

About the Author: Dea

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *